Tampilkan postingan dengan label wawasan astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wawasan astronomi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 September 2011

When a meteoroid reaches the ground as a meteorite, it can help complete our imaging of the universe. Many meteorites are pieces of matter unchanged since the earliest days of the solar system, while others are bits of Mars or the Moon blasted into orbit by comet or asteroid impacts.

Meteorites are divided into three main types according to their composition:
1. Stony meteorites
2. Iron meteorites
3. Stony Iron meteorites.

Stony meteorites are angular gray or brown stones, made up of stony minerals. They tend to be fairly smooth and often have a glassy back fusion crust, formed as the rock ablated in the atmosphere.

Iron meteorites contain 90% iron and 10% nickel, making them heavy for their size. Their surfaces can be black or rusty brown and are often pitted with thumbprint-shaped depressions.

Sunny iron meteorites bridge the stony and iron classifications. They have the coarsest surface, with crystals of olivine in a network of nickel-iron.

Readmore »»

Minggu, 04 September 2011

The Leonid Meteor Storm/Badai Meteor Leonid

One of the most famous meteor storms on record occured on 17 November 1833, during the leonid shower. All along north america's east coast-including Niagara Falls, new york-stunned observers saw hundreds of meteors per minute. They described the meteors as falling like snowflakes or heavy rain. Estimates of the hourly rate range from 50000 to 200000 meteors.

Every 33 years, the Earth passes through an especially dense portion of the Leonid stream, resulting in a brief storm. Following the 1833 event, thousands of meteors again rained down in 1866. The Leonid stream can be perturbed by Jupiter's gravity, which may explain the poor performances in 1899 and 1932. The storm returned in full force. However, on 16 November 1966, when an estimate 150000 meteors were seen a few hours before dawn. And in 1999 the Leonids roared again, although changes in the meteor stream reduced the numbers greatly compared to 1966

translate:
1 dari sekian banyaknya hujan meteor terkenal yg terjadi adalah pada 17 november 1833, selama hujan meteor Leonid, Sepanjang pantai timur amerika utara-termasuk air terjun niagara, new york-menarik perhatian para pengamat untuk melihat ratusan meteor per menit. Mereka berkata bahwa meteor jatuh seperti hujan lebat atau hujan salju. Diperkirakan sekitar 50000 sampai 200000 meteor per jam.

Tiap 33 tahun, bumi melewati bagian yang memiliki jumlah besar meteor leonid yang menghasilkan badai yang singkat. Dengan diikuti pada hujan meteor tahun 1833 tersebut, ribuan meteor jatuh terjadi lagi pada tahun 1866. Di lain sisi spot yang padat akan meteor leonid ini dapat dikacaukan oleh gravitasi jupiter yg dapat menjelaskan mengapa pada tahun 1899 dan 1932 hanya sedikit meteor yg jatuh. Setelah itu kembali lagi seperti semula hingga pada 16 november 1966 ketika diperkirakan 150000 meteor terlihat beberapa kan sebelum subuh. Dan di tahun 1999 hujan spektakuler leonid terjadi lagi namun jumlahnya jauh berkurang dibanding tahun 1966.

Readmore »»

Sabtu, 03 September 2011

Cassini And His Discoveries

Giovanni Domenico Cassini (1625-1712) is famous for discovering the gap between the A and B rings of Saturn. He also proposed that the rings were made up of individual particles rather than being a solid body as many thought at the time.
Born in Italy, Cassini taught at Bologna and determined the rotation period of Mars to within two minutes of its correct value.
He later did the same with jupiter. In 1669, Louis XIV of france invited him to take over the paris observatory. Cassini stayed in france for the rest of his life and became a french citizen.
His most important work came in 1672 when he used observations of mars to determine the size of the planets orbits. He derived a value for the earth-sun distance that was only about 7% too small-the most accurate estimate at that time.
In 1671, Cassini discovered the first of four new moons of saturn. This moon now bears the name Iapetus. The following year he found another, Rhea, and on one night in 1684 he discovered two more moons, Dione and Tethys.
In 1675, he observed that the ring of saturn contained a dark gap. To this day, it's known as The Cassini Division.

Readmore »»

Poin poin penting relativitas

Teori Relativitas khusus
mengacu pada fakta, prinsip, atau teori tentang yang relatif (tidak absolut), karakter gerakan, kecepatan, massa, dll dan kesalingtergantungan antara materi, ruang, dan waktu, sebagaimana dikembangkan dan dirumuskan secara matematis oleh Albert Einstein dan H. A. Lorenz.

Teori Relativitas umum adalah perluasan dari teori Relativitas khusus dengan pemahaman teori gravitasi. Teori Relativitas umum menyatakan bahwa:

-tidak ada gerakan absolut; yang ada hanya gerakan relatif
-kecepatan bahaya tetap dan tidak tergantung pada gerakan sumbernya
-tidak ada energi yang bisa dihantarkan lebih cepat daripada cahaya
-Massa sebuah benda yang sedang bergerak adalah fungsi dari kandungan energi yang berbeda-beda sesuai dengan kecepatannya
-Materi setara dengan energi
-waktu bersifat relatif
-ruang dan waktu bersifat saling bergantung dan membentuk suatu kesatuan 4 dimensi.
-hadirnya materi menyebabkan pelengktogb ruang waktu sehingga benda yang sedang melintas di dekat materi itu akan membentuk lintasan lengkung. Inilah yang disebut efek gravitasi, sebagaimana dibuktikan oleh pelengkungan cahaya yang melintasi medan gravitasi.

Rumus yg menghasilkan bom atom adalah E=mc^2
E adalah energi yg dilepaskan
m adalah massa
c adalah kec.chaya
rumus ini biasa disebut defek massa

Rangkuman Relativitas
dalam ukuran yang besar, waktu dan ruang bersifat relatif, hanya kec.cahaya yg konstan

definisi einstein tentang Relativitas bagi orang awam
"ketika anda mengencani seorang gadis cantik, satu kan serasa sedetik. Namun ketika anda duduk di atas bara api, sedetik serasa sejam. Itulah Relativitas"

Readmore »»

Jumat, 02 September 2011

Rasi Rasi Bintang

Andromeda = Puteri Ethiopia
Antlia = pompa air
Apus = burung surga
Aquarius = pembawa air
Aquila = garuda
Ara = altar
Aries = biri-biri jantan
Auriga = pengemudi kereta perang
Bootes = penggembala
Caelum = alat pemahat
Camelopardus = jerapah
Cancer = ketam
Canes Venatici = anjing-anjing pemburu
Canis Major = anjing besar
Canis Minor = anjing kecil
Capricornus = kambing laut
Carina = lunas kapal Argonauts
Casiopeia = ratu Ethiopia
Centaurus = Centaur
Cepheus = raja Ethiopia
Cetus = ikan paus
Chamaeleon = bunglon
Circinus = kompas
Columba = merpati
Coma Berenices = rambut Berenice
Corona Australis = mahkota selatan
Corona Borealis = mahlota utara
Corvus = burung gagak
Crater = cangkir
Crux = salib selatan
Cygnus = angsa
Delphinus = ikan lumba-lumba
Dorado = ikan todak
Draco = naga
equuleus = kuda kecil
Eridanus = sungai
Fornax = tungku
Gemini = kembar
Grus = burung bangau
Hercules = Hercules, anak Zeus
Horologium = jam
Hydra = naga laut
Hydrus = ular air
Indus = Indian
Lacerta = kadal
Leo = singa
Leo Minor = singa kecil
Lepus = kelinci
Libra = timbangan neraca
Lupus = serigala
Lynx = sejenis kucing liar
Lyra = sejenis kecapi
Mensa = meja (pegunungan)
Microscopium = mikroskop
Monoceros = kuda bertanduk satu
Musca = lalat
Norma = timbangan datar
Octans = oktan
Ophiuchus = tangan naga
Orion = pemburu
Pavo = merak
Pegasus = kuda bersayap
Perseus = Perseus
Phoenix = burung dalam dongeng
Pictor = kuda-kuda
Pisces = ikan
Piscis Austrinus = ikan selatan
Puppis = buritan kapal Argonauts
Pyxis = kompas di kapal Argonauts
Reticulum = jaring
Sagitta = anak panah
Sagittarius = pemanah
Scorpius = kalajengking
Sculptor = alat ahli pahat
Scutum = perisai
Serpens = naga
Sextans = sekstan
Taurus = lembu jantan
Telescopium = teleskop
Triangulum = segitiga
Triangulum Australis = segitiga selatan
Tucana = semacam burung
Ursa Major = beruang besar
Ursa Minor = beruang kecil
Vela = layar kapal Argonauts
Virgo = gadis
Volans = ikan terbang
Vulpecula = rubah


Readmore »»

Rabu, 31 Agustus 2011

WORMHOLE


Wormhole? Wormhole itu adalah ‘sesuatu’ yang ada secara teoritis. Paling tidak sampai detik tulisan ini ditulis, wormhole hanya ada di atas kertas teori, atau muncul di film-film dan buku-buku fiksi ilmiah. Keberadaan wormhole dalam teori dimulai ketika Albert Einstein memperkenalkan Teori Relativitas Umum. Einstein menunjukkan bahwa massa bisa membuat ruang(waktu) melengkung/terlipat, semakin besar massa, semakin melengkung ruang(waktu). Sulit dibayangkan ya?

Di tahun 1919, Arthur Eddington membuktikan, ketika pada waktu itu terjadi Gerhana Matahari Total; bintang-bintang di sekitar Matahari teramati dalam posisi yang bergeser dari posisi yang seharusnya.Tentu saja pada saat gerhana, bintang-bintang bisa diamati pada siang hari. Dan bukti pengamatan tersebut menunjukkan bahwa Einstein memang benar. Bagaimana bintang bisa bergeser dari posisi yang seharusnya? Karena medan gravitasi Matahari membelokkan arah pancaran cahaya bintang.

Gerhana Matahari 1919

Tapi bukti pembengkokan cahaya oleh Matahari pada saat gerhana itu tidak ada hubungannya dengan wormhole. Pembuktian oleh Eddington tersebut menunjukkan bahwa teori Relativitas Einstein itu benar. Dari teori itu, satu pemikiran fundamental yang kita tahu kemudian adalah, bahwa massa mempengaruhi ruang(dan waktu). Secara umum gravitasi berkaitan erat dengan geometri, bagaimana arah cahaya bisa berbelok, itu tidak terbayangkan sebelumnya. Secara sederhana, bagaimana hubungan gravitasi dan geometri bisa digambarkan seperti gambar berikut ini.

Gambaran Ruang Waktu

Perlu dipahami bahwa sebelum Einstein, ruang dan waktu adalah dua entitas yang terpisah, tetapi teori Einstein menyatakan bahwa ruang dan waktu merupakan entitas tunggal yang tidak terpisahkan. Dengan demikian, geometri disini perlu dipahami sebagai relasi-ruang waktu.

Kembali pada pekerjaan Einstein, teori Einstein mempergunakan teori matematis yang dikenal sebagai persamaan medan Einstein, dan solusinya dikenal sebagai solusi Scwarzschild. Solusi teori ini menguraikan tentang medan gravitasi pada massa yang simetri-bola, tidak berotasi. Solusi ini adalah yang menjadi cikal-bakal adanya blackhole (Blackhole Schwarzschild).


Di tahun 1916, tidak lama setelah Einstein memperkenalkan teori Relativitas; Ludwing Flamm menyadari bahwa persamaan Einstein mempunyai solusi yang lain, dikenal sebagai White Hole, dan bahwa kedua solusi tersebut menguraikan adanya dua daerah dalam ruang-waktu (datar) yang terhubungkan (secara matematis) oleh adanya suatu ‘lorong’ ruang-waktu. Karena teori belum mengatakan dimana wilayah ruang waktu itu di dunia nyata, jadi bisa saja black-hole sebagai pintu masuk dan white hole sebagai pintu keluar, tapi bisa saja di dunia yang sama dengan kita (ruang waktu yang bisa kita pahami), atau di ruang dan waktu yang lain (semesta lain, semesta paralel, masa lalu, sekarang, masa depan?). Tetapi, White Hole melanggar Hukum Ke-2 Termodinamika, dengan demikian, keberadaan White Hole sulit diterima secara mudah.

Pada tahun 1935, Albert Einstein dan Nathan Rosen mempelajari lebih lanjut kaitan Black Hole dan White Hole tersebut; bahwa dari perumusan teori Relativitas Umum, struktur ruang-waktu yang melengkung bisa menghubungkan dua wilayah dari ruang-waktu yang jauh, melalui suatu bentuk serupa lorong, sebagai jalan pintas dalam ruang. Pekerjaan ini secara formal dikenal sebagai jembatan Einstein-Rosen. Tujuannya bukan untuk mempelajari perjalanan yang lebih cepat dari cahaya atau perjalanan antar semesta, tetapi lebih pada mencari penjelasan pada partikel fundamental (seperti elektron) dalam ruang-waktu. Jembatan Einstein-Rosen ini dikenal juga dengan nama lain, seperi Lorentzian Wormhole atau Schwazschild wormhole.

Pada tahun 1962, John Wheeler dan Robert Fuller menunjukkan bahwa wormhole tipe jembatan Einstein-Rosen tidak stabil, menyebabkan cahaya pun tidak dapat melewatinya sesaat wormhole terbentuk. Lalu, apakah wormhole tidak bisa dilalui? (Traversable)? Kita akan meninjau tentang traversable wormhole sejurus nanti.

Demikian, sejak saat itu, teori tentang wormhole terus menerus dikaji; demikian juga, urban legend tentang wormhole pun hadir di tengah masyarakat, khususnya dalam literatur fiksi ilmiah.

Teori ilmiah tentang wormhole terus berkembang: semuanya mempunyai prinsip yang sama, yaitu solusi matematis mengenai hubungan geometris antara satu titik dalam ruang-waktu dengan titik yang lain, dimana hubungan tersebut bisa berperilaku sebagai ‘jalan pintas’ dalam ruang-waktu.

Bagaimana wormhole terbentuk? Kembali pada ilustrasi gambar Bumi. Jika ada kelengkungan ruang-waktu pada suatu titik, dan tersambung dengan kelengkungan pada ruang-waktu yang lain, maka demikian lah gambaran wormhole ada. Seperti pada ilustrasi berikut, yang diambil dari film Stargate S1, seolah-olah semuanya itu indah dan menyenangkan. Seperti pintu Doraemon, kita buka pintu-nya, lalu kita sampai di suatu tempat yang jauhh sekali. Ah indahnya fiksi ilmiah.

Wormhole berdasarkan gambaran Film Stargate SG1

Wormhole yang berkaitan dengan hubungan dalam ruang-waktu, dikenal sebagai Laurentzian wormhole. Hubungan disini tentu saja dikatakan sebagai jalan pintas, karena: Jika perjalanan dari Gerbang ke Bulan, bisa dilakukan jauh lebih cepat, bahkan lebih cepat daripada laju cahaya menempuh jalur normal. (Tentu saja artian lebih cepat dari laju cahaya ini karena menggunakan jalur yang lebih pintas, bukan karena ‘lebih cepat dari laju cahaya’). Itu tentu saja, bila perjalanan memang dapat dilakukan melalui wormhole.

Tetapi, kompleksitas muncul, karena, apakah kita bisa menentukan ujung perjalanan kita? Apakah kita akan keluar di ujung, di semesta yang sama? Atau di semesta paralel? Atau kita muncul di waktu yang sama? Apakah kita muncul di waktu kita? Atau di masa lalu? Atau masa depan? Tentu saja semua mungkin, karena Laurentzian wormhole merupakan produk dari Teori Relativitas Umum yang menyatakan bahwa semua bergerak baik dalam ruang maupun dalam waktu.

Lorentzian wormholes terbagi dalam dua jenis:
1) Inter-universe wormholes, wormholes yang menghubungkan semesta kita dengan ‘semesta’ yang lain. Ini adalah dugaan tentang adanya semesta paralel.
2) Intra-universe wormholes, wormhole yang menghubungkan dua daerah dalam semesta yang sama.

Ada juga wormhole lain yang dikenal sebagai Euclidean wormholes, yang mana, wormhole ini ada dalam proses yang sangat mikro, karena menjadi perhatian utama para ahli teori medan quantum. Dengan demikian wormhole jenis ini, pada saat ini tidak akan dibahas, dan Laurentzian wormhole adalah wormhole yang kita bahas.

Kembali pada pertanyaan, apakah mungkin kita melakukan perjalanan melalui wormhole? Kip Thorne dan Mike Morris pada tahun 1988 mengusulkan bahwa wormhole bisa dipertahankan kestabilannya mempergunakan materi eksotik (materi yang masih teoritis, dan belum ditemukan di dunia, dengan perilaku seperti massa yang negatif atau menolak gravitasi, alih-alih patuh pada hukum Gravitasi Newton). Model teori ini dikenal sebagai Morris-Thorne wormhole. Teori-teori yang kemudian dikembangkan untuk mempertahankan kestabilan wormhole, sehingga bisa dilalui, sampai saat ini berpedoman pada argumentasi bahwa, tidak ada materi yang kita ketahi bisa berperanan untuk mempertahankan kestabilan, karena membutuhkan adanya energi negatif.

Kendati wormhole masih menjadi wacana teori (dan urban legend), tetapi belum ada bukti yang bisa mendukung keberadaannya, baik dari pengamatan maupun secara eksperimen. Apakah kemudian wormhole itu tidak mungkin ada? Atau mungkinkah wormhole dibuat?

Secara teori, kita bisa membangun wormhole. Caranya? Supaya ruang-waktu bisa terlipat dibutuhkan materi dan energi yang sangat luar biasa, jadi kita tinggal mencari materi yang sangat padat di luar angkasa sana, sebut saja, dari bintang ne(u)tron. Kenapa bintang netron? Bintang netron adalah jenis bintang yang massa-nya mencapai 1,35 sampai 2,1 kali masssa Matahari, tetapi dengan radius hanya 20 sampai 10 km, mencapai 30 ribu – 70 ribu lebih kecil daripada Matahari. Dengan demikian, maka berat-jenis bintang netron mencapai of 8×10^13 to 2×10^15 g/cm^3.

Seberapa banyak? “Secukupnya” – sampai bisa membentuk cincin raksasa seukuran orbit Bumi mengelilingi Matahari. Kemudian, buat cincin yang lain di ujung yang lain. Setelah konstruksi cincin raksasa di kedua ujung tersebut selesai, berikan tegangan listrik yang sangat tinggi, pada kedua ujungnya, diputar sampai mencapai laju cahaya — dua-duanya, dan voila, perjalanan lintas ruang-waktu seketika.

Fakta bahwa perjalanan menembus waktu, apabila meloncat ke masa depan itu bisa diterima, karena memang tidak bertentangan dengan Teori Relativitas Khusus, tetapi jika perjalanan-nya mundur dalam waktu? Itu menjadi kontroversi, sulit dipahami, bahkan bisa menimbulkan paradoks.

Bila, salah satu ujung wormhole yang tadi telah dibuat tersebut digerakkan dengan laju mencapai laju cahaya, dan sesuai dari teori Relativitas Khusus, semakin laju suatu benda, mencapai kecepatan cahaya, waktu berjalan menjadi lambat; gerak relatif tersebut menciptakan perbedaan waktu antara keduanya. Sedemikian sehingga tercipta adanya lorong yang ujung-ujungnya berbeda waktu. Jika dari ujung yang diam, seseorang bergerak jauh ke masa depan, tapi kebalikannya, dari ujung yang bergerak, dia akan kembali ke masa lalu!

Disinilah kontroversinya, jika seseorang kembali dari masa depan, lalu membunuh orang-tuanya sebelum dia dilahirkan, lalu bagaimana dia bisa ‘ada’ dan melaksanakan misi membunuh orang-tuanya? Dengan pengetahuan akan teori Quantum, Stephen Hawking memperkenalkan ‘Konjektur Perlindungan Kronologi’, yang bisa ‘melindungi’ perjalanan antar waktu tersebut. Karena secara teori, di dalam lorong pasangan partikel-antipartikel secara terus menerus tercipta dan saling meniadakan, dengan demikian energi meluap dengan amat sangat, bahkan bisa melebihi energi eksotis yang diperlukan untuk membuka gerbang wormhole. Dan, wormhole akan terganggu dan tertutup, bahkan sebelum mesin waktu tercipta. Lalu apakah dengan demikian mesin waktu itu tidak mungkin?

Apapun yang mungkin sebenarnya bisa terjadi, apakah wormhole sebagai mesin waktu ada? Bisa terjadi? Atau sebagai portal antar ruang? Semua masih terbuka, masih harus menunggu penantian yang panjang, karena masih harus mencari pemahaman dan penyatuan teori mekanika quantum dan gravitasi. Masih banyak yang harus dipelajari, dan jika memang berminat ikut mempelajarinya, banyak yang belum dipahami; sementara menunggu, biarkan pengarang fiksi ilmiah bercerita tentang eksotika wormhole, atau kita nikmati saja kartun Kalvin & Hobbes berikut ini.

ini ilustrasi prinsip wormhole.. :)

Readmore »»